Puas sudah,
Kucari kebahagian,
Di sisi teman-teman,
Kudapat hanya kelalaian,
Ku cari lagi,
Di hati seorang kekasih,
Kudapat hanya kekecewaan,
Dan ku terus mencari,
Dalam meniti hari,
Penuh kekosongan...
Oh, di mana lagi harus ku mencari,
Membawa sekeping hati,
Yang sarat kerinduan,
Rindu yang tiada haluan,
Aku keliru sendiri,
Apa yang kucari,
Apa yang kuperlukan
Aku masih tak bisa mengerti,
Yang pasti,
Kekosongan hati ini minta diisi..
Sejenak ku tersedar,
Aku mencari cinta agung,
Buat jiwaku yang merindukan,
Hakikat kebenaran,
Cahaya yang membelah kegelapan,
Melimpah cemerlang mengisi kekosongan.
Ku sedar,
Destinasi pencarianku di sini,
Ku mencari-Mu Tuhan,
Mengharap keredhaan,
Menagih kebahagiaan,
Dari sinar cahaya iman…
Khazinatul Asrar,
Taman Islam.
''Umar, aku pun suka...'' Fathil berkeringsing. Kali pertama dalam hidupnya menyukai sajak. Sebelum ini, baginya, sajak terlalu puitis, sesuai untuk jiwa perempuan sahaja.
''Nti dah sedia menerima rombongan meminang minggu depan?'' Asiah tertunduk malu dengan soalan Dr. Sal. Wajah solehah seorang mas'ulah di depannya tak berani direnung.
''Insyallah!'' Ringkas jawapan Asiah Yusro.
''Ana dengar, sebulan bertunang nti akan terus kahwin. Umi nti yang cakap. Baguslah tu! Bertunang lama-lama pun banyak mudhoratnya,''
'' Dr. Sal, janganlah sentuh hal ni lagi. Ana malu. Dengan umi pun ana malu nak bualkan hal ni. Biarlah hal ni menjadi hal orang tua. Ana pasrah saja...'' pipinya menjadi kemerah-merahan. Tepat seperti hari yang dijanjikan, Asiah Yusro kelihatan berseri-seri mengenakan baju pertunangan serba pink. Tudung labuh kain satin dengan jubah potongan moden menjadi pilihan umi. Nampak ringkas tapi tetap menawan. Terserlah gaya anggun seorang muslimah di hari bahagia. Menutup aurat dengan sempurna pun masih nampak jelita.Pakaian Islam tak pernah lapuk menyusuri zaman. Hati Asiah Yusro kian dilanda debaran. Sanak-saudara dan jiran-jiran terdekat sudah siap sedia menyambut ketibaan. (Ramai sangat tetamu yang umi jemput padahal ni majlis tunang je. Takpe lah, apa salahnya meraikan semua jiran dan sanak-saudara) Tidak lama kemudian, tujuh buah kereta tiba di perkarangan rumah Asiah Yusro. Rombongan lelaki itu disambut dengan solawat. Debaran makin bertambah apabila umi dan kakak mula memimpinnya keluar daripada bilik. Ruang dalam rumahnya sudah dipenuhi rombongan lelaki. Asiah Yusro mengangkat wajah mencari Maziah. Maziah memberitahu bahawa dia akan datang bersama rombongan lelaki. Tatkala itu, dia bertembung mata dengan Umar Al-Mujahid yang duduk di tepi Hassan Al-Banna dan Dr. Azmin. Fathil pun ada sekali. Cepat-cepat dielakkan pandangannya. (Astargfirullah. Aku dan dia tak kahwin lagi, mana boleh main-main mata. Mungkin dia pun tak sengaja. Astargfirullah) (Hah, itu pun Maziah disisi Hanif. Wah, makin ceria lepas balik berbulan madu di Mekkah. Tak sangka dia mendahului abangnya. Fathil tentu pasrah...) Asiah Yusro gembira dapat melihat temannya di celah rombongan lelaki. Inilah kali pertama dia bersua muka selepas Maziah berumah tangga. Sejurus kemudian, wakil keluarga Banna tampil menyuarakan hasrat menyunting mawar di taman larangan. Suasana ceria ketika itu. Namun, Asiah Yusro terkejut besar. (Kenapa ayah Maziah yang melamar, kenapa bukan ayah Umar Al-Mujahid?) Baru sekarang dia tahu bahawa rombongan meminang itu adalah daripada keluarga Banna bukan Umar seperti sangkaannya. Air matanya menitis tanpa disedari. (Umar, sekian lama kutepis rindu ini. Kunantikan syariat menghalalkan untuk kuluahkan segala kerinduan. Hatiku milikmu, Umar!) Hatinya pedih merintih. Dia cuba mengumpul segenap ketabahan namun tidak terdaya. Air matanya terus membanjiri pipi. Asiah Yusro sudah jatuh cinta. Cinta yang kudus terpelihara untuk Umar rupanya bukan milik Umar. Sukar untuknya menelan pahitnya realiti. Air matanya meluahkan segala...
''Bagi pihak kami, insyaallah tiada halangan. Tapi, kena tanya juga empunya diri,'' suara ayah Asiah Yusro kedengaran bersulam keceriaan. Semua mata beralih fokus kepada Asiah Yusro. Senyuman yang tadinya ceria sudah pudar di wajah itu. Air mata Asiah Yusro memberi jawapan. Namun mempunyai dua tafsiran di minda tetamu, sedih atau terharu. Wajahnya diangkat dan memandang Umar Al-Mujahid seketika. Ada sinar pengharapan di matanya. Kemudian dia menunduk lagi, melayan murahnya tangisan. Hati Umar terusik, jiwanya bergetar. (Tidak!Tidak!Tidak! Aku mesti ada kemampuan berkata tidak! Maafkan aku Asiah Yusro. Aku memang tak layak untukmu. Kau memang bertuah kerana bakal dimiliki oleh Banna, lelaki soleh yang kukagumi. Pilihan Allah Maha Adil untukmu. Banna 1000 kali jauh lebih baik dariku)
''Perempuan ni, bila diam tanda setuju, bila menangis tanda terharu. Tapi, berkatalah walau sepatah samada suka atau tidak,'' mudah ayah Asiah Yusro mencipta pepatah. Hati umi Asiah Yusro pula dirundum resah melihat keadaan puterinya. Jiwa seorang ibu lebih memahami emosi anaknya. Itu teori psikologi yang banyak dibuktikan oleh realiti. (Takkan tangisan terharu sampai cam ni sekali. Ish, pelik!)
''Kalau malu, bolehlah berbisik kepada umi. Setuju ke tidak?'' ayahnya bertanya lagi. Dia berusaha mengekalkan keceriaan suasana. Namun, tangisan Asiah Yusro mula berlagu hiba bila soalan itu ditanya lagi. Semua tetamu kehairanan. Ayah Asiah Yusro juga baru dapat menduga kelainan anaknya. Sebelum ini, bila ditanya soal perkahwinan, anaknya itu sering mengelak dan menjawab ringkas, ''Yusro pasrah je. Tak kira lah siapa yang masuk dulu...'' Asiah Yusro sedar dia mencipta persoalan. Persoalan yang menyebabkan semua orang keliru. Persoalan yang pernah menyiksa hidup Umar suatu ketika dulu. Sebaknya cuba ditahan. Dia tak berdaya lagi menahan sedu-sedan, irama sebuah tangisan. Dia tak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi begitu. Baginya, ini soal hidup dan mati, rumahtangga yang bakal dibina bukan barang mainan.Dia bingkas, melangkah sopan masuk ke biliknya. Suasana bagaikan dipukau seketika. Suspen sekali...
Saat iNi
MuTiaRa KaTa
My Guestbook
[ Sign Guestbook ]
AkhBar oNLiNe
BERNAMA - Malay Version
Berita Harian : Mutakhir
Harian Metro
Utusan Online
The Star Online: Nation
Malay Mail: Top Stories
Suara Keadilan Online
NST
TheSun.co.uk/News
AKHBaR LaiN
Malaysiakini
Mahasiswakini
Taman iLmu
-
-
-
Kuliah Maghrib: Fiqh Solat (40)7 years ago
-
-
-
-
-
-
-
Siasah / PoLitik
-
-
-
Planet7Oz On line casino1 year ago
-
-
-
万恒娱乐官方网站-河南实行省内黄河流域环境资源案件集中管辖4 years ago
-
-
-
-
Admin sudah Keluar PAS masuk Amanah9 years ago
-
-
-
-
-
RUKUN HAJI12 years ago
-
-
-
-
-
-
Ayuh HIJRAH....14 years ago
-
Magic!Magic!Magic!14 years ago
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Umum / Peribadi
-
-
-
-
-
Jalan5 years ago
-
-
-
-
-
Ayyash is back !9 years ago
-
YA ALLAH. AKU INGIN KEMBALI9 years ago
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kisah lani..14 years ago
-
-
لَوْ كَانَ بَيْنَنَا الْحَبِيبْ14 years ago
-
Allahuakbar14 years ago
-
MA'RIFATULLAH14 years ago
-
DAh penat nak update blog15 years ago
-
Ujian - sunnatullah15 years ago
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mahasiswa
-
-
14 December, 2018 17:336 years ago
-
-
-
-
Latihan maju kehadapan12 years ago
-
-
-
-
Nafas Baru, Blog Baru.15 years ago
-
-
-
-
-
Blog Tok Guru
Ramalan Cuaca
MaHaSiSWa
Monday, May 22, 2006
HATIKU MILIKMU [siri 11]
Bersambung...
Labels:
Puisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
HaRi iNi
CoUNtDoWn
Nuffnang survey
HaRGa MiNYaK DuNia
Questionaire
SMS
My ReCeNt PoSts
New ComMeNts
Saifulislam.com
Category
- Akhbar (7)
- al-kisah (10)
- Am (3)
- Aneh (1)
- Berita (17)
- Cerpen (5)
- ChemE World (1)
- Dari emel... (2)
- Dedikasi (4)
- Diari ceramah (2)
- Diari kes (4)
- Doa (5)
- exam (1)
- Fadhilat (4)
- Fakta (6)
- Fiqh (3)
- Gambar kereta (1)
- H1N1 (1)
- Hadis (1)
- hawa (3)
- HPA (2)
- Iklan (4)
- Info produk (1)
- ISA (1)
- Isu rakyat (2)
- Kebesaran Allah (2)
- Kerajaan Perpaduan (3)
- Kontroversi (9)
- Lawak (3)
- Lirik nasyid (6)
- Mahasiswa (22)
- Motivasi (5)
- Muhasabah (27)
- Mutiara Kata (2)
- Myself (7)
- Novel (47)
- Palestin (7)
- poster (18)
- PPSMI (4)
- Previu buku (7)
- Previu harakah (1)
- Puisi (25)
- Ramadhan (8)
- Rasulullah (3)
- Remaja (12)
- Risalah Cinta (25)
- Semasa (57)
- Siasah (53)
- Sirah (5)
- Soal Jawab Agama (1)
- Soalan.. (2)
- Sosial (1)
- Syawal (2)
- Tahukah anda (2)
- Tazkirah (12)
- Teladan (3)
- Terengganu (8)
- Tips (2)
- Tragedi Batu Burok (7)
- uncategorize (1)
- video (5)
Blog Archive
-
▼
2006
(97)
-
▼
May
(16)
- BM
- KuNCi²
- eemanisyq...
- HATIKU MILIKMU [siri 12]
- HATIKU MILIKMU [siri 11]
- HATIKU MILIKMU [siri 10]
- HATIKU MILIKMU [siri 9]
- HATIKU MILIKMU [siri 8]
- HATIKU MILIKMU [siri 7]
- HATIKU MILIKMU [siri 6]
- HATIKU MILIKMU [siri 5]
- HATIKU MILIKMU [siri 4]
- HATIKU MILIKMU [siri 3]
- HATIKU MILIKMU [siri 2]
- HATIKU MILIKMU [siri 1]
- Ingatkan Daku...
-
▼
May
(16)
My LiNK
- 40 Hadis Qudsi
- almansuqie Tips Blog
- Alwancomics
- art-C
- Bicarasiswa
- Blogstyler
- Brotherhood
- DL
- Doc2Pdf
- e-Majalah MAP
- eBuddy
- Edit pic
- Form
- Friendster
- Gmail
- Hafiz Firdaus
- histats
- ibs
- iLuvIslam
- InTeam
- Islamic Portal
- Jawi converter
- JobsMalaysia
- KAMUS Online
- Keyboard jawi
- KoLeksi KuLiYah
- Lirik Nasyid
- Majalah i
- More
- Nota Tajwid
- pendinding
- photobucket.com
- Photofunia
- Pustaka al-Hidayah
- SPA
- TG Ayah Chik
- Trick
- Ukhwah.com
- Widgetbox
- YahooMail!
0 comments:
Post a Comment