Umar menelan liur. Sajak itu tembus menusuk kalbu.
"Terima kasih Mama..." hatinya mesra dengan panggilan itu buat seorang mas'ulah yang amat dikagumi. Umar menatap lagi sajak itu. Kemudian dia melipat helaian itu dan dimasukkan ke dalam sampul.
"Eh, masih ada tulisan lain?" dia mendapati di dalam sampul itu masih terselit satu lipatan kertas. Umar membuka lipatan itu. Hatinya berdegup kencang...
Assalamualaikum...
Akhi Umar Al-Mujahid yang ana hormati, Ana harap surat ana ini bebas daripada fitnah dan prasangka. Semoga, setiap patah kata di dalamnya dinaungi panji keredhaan. Baru-baru ini, ana didatangi seorang gadis bernama Nur Syafika selepas selesai kuliyah Dr. Azmin. Dia mendakwa ana telah merampas nta daripadanya. Ana keliru dengan kenyataannya dan ana yakin nta pun akan turut keliru. Hanya Allah dan kita berdua yang tahu hakikat sebenarnya kita tak pernah bercinta. Jiwa ana dapat merasakan bahawa gadis itu terlalu mendalam cintanya kepada nta. Ana takkan sesekali menghalang jika dialah pilihan terbaik untuk nta. Namun, menyedari bahawa kita masing-masing mempunyai misi baitul da'wah yang perlu dilaksanakan demi Islam, ana mendoakan nta dimiliki oleh seorang sohibah yang faham tarbiyyah. Justeru, ketahuilah... Ana menghargai kehadiran risikan nta dalam hidup ana. Ana tak sangka diri ana mempunyai tempat di hati nta. Entahlah samada tempat ana itu telah sedia dipenuhi yang lain atau tidak. Bagi pihak ana, dari dulu sampai sekarang, keyakinan ana kepada agama nta tak pernah berubah. Maafkan ana kerana terlalu lama membiarkan nta dalam penantian. Ana takut pada maksiat hati yang bakal mendatang andai terlalu cepat memberi jawapan. Kini, ana telah bersedia. Ana sedia dipetik....
ASIAH YUSRO.
Umar membaca surat itu berulang kali. Dia bagaikan tidak percaya. Setelah bertahun-tahun lamanya, baru sekarang Asiah Yusro memberi jawapan untuk risikannya. Selama ini, Asiah Yusro benar-benar membuatkan dirinya terseksa dibebani beribu persoalan dan penantian. Sehinggalah baru sekarang penantiannya berakhir. Dalam menanti jawapan itu, dia pernah tersungkur di pintu cinta Nur Syafika. Nur Syafika menjadi penawar untuk mengubat beban penantiannya. Namun, cinta Fika mencampakkannya jauh dari hidayah Allah. Jiwanya sering diburu bisikan-bisikan iman yang masih berbaki. Bisikan itu merupakan kesan daripada tarbiyyah yang pernah dilalui di Taman Islam. Suara iman itulah yang menyelamatkannya daripada terus kehilangan hidayah Allah. (Ya Allah! Cinta-Mu tak mengecewakan... Kau terlalu Maha Penyayang. Aku yakin, kehadiran cinta Asiah Yusro adalah tanda hadirnya cinta-Mu. Aku hamba yang derhaka namun Kau tak putus-putus memberikan rahmat-Mu. Ya Allah, layakkah aku yang penuh dosa ini untuk insan semulia Asiah Yusro? Sedangkan Hanif merasakan dirinya tidak layak, inikan pula diriku? Asiah Yusro, kau bintang agama sedangkan aku, lumpur yang hina. Aku masih merangkak mencari kemulian seperti mana yang kau raih di sisi-Nya. Hatiku milik siapa?Ya Allah, hatiku milik-Mu!)
''Bang Fathil, Fika nak tanya sikit...'' Fika berjaya mencari nombor baru handset Fathil setelah puas mencuba pelbagai cara. Akhirnya, dia mendapatkannya setelah memujuk Joe.
''Kau nak tanya apa lagi Fika? Kita dah tak de apa-apa...'' keluh Fathil.
''Abang masih sayangkan Fika?'' Fika cuba memujuk Fathil.
''Aku tak berminat dengan perempuan murahan. Kau ingat aku tak tahu kau pernah puaskan nafsu kau dengan berpuluh lelaki? Aku menyesal kerana libatkan kawan aku sendiri menjadi mangsa kau,'' Fathil bertegas. Ketika itu, Umar masuk ke compartment Fathil sambil membawa sebuah majalah Haluan. Apabila melihat teman sebiliknya itu sedang bercakap melalui telefon, dia keluar dan kembali masuk ke compartmentnya.
''Abang, itu dulu. Fika dah berubah. Bagilah Fika peluang. Fika dah kecewa dengan cinta Umar sebab jiwa Fika tetap rindukan abang. Bang Fathil tetap satu-satunya lelaki di hati Fika,'' madah berhelah Fika cukup beracun.
''Sudahlah Fika. Aku dah cukup muak dengar tu semua. Aku tak nak lagi jadi lelaki bodoh yang boleh terpedaya dengan kau. Perempuan murahan!'' Fathil semakin matang.
''Woii, jaga skit mulut kau tu Fathil! Kau ingat kau tu mahal sangat? Aku sebenarnya tak ingin pun dengan kau. Aku dah muak dengan perangai playboy kau tu. Saje je nak test tadi...''. Fika pula yang mengenakan Fathil.
''Dah puas cakap? Ada apa-apa lagi?'' Fathil menyindir. Fika menarik nafas panjang-panjang.
''Err, izinkanlah Fika tanya sesuatu...'' suara Fika kembali dilunakkan.
''Fika janji ini soalan Fika yang terakhir, Fika takkan ganggu kau err abang lagi lepas ni,'' .Fathil terfikir seketika.
''Boleh percaya ke dengan janji kau!''
''Sumpah, bang. Ni soalan terakhir Fika!''
''Apa dia?''
''Err, boleh Fika tahu serba sedikit tentang lelaki yang duduk sebelah abang malam tu. Alah, malam kuliyah Dr. Azmin tu?'' Fika ingin mencuba mangsa barunya. Fathil ketawa menyindir.
''Fika, aku nasihatkan kau bertaubatlah....kau tak bosan hidup jadi playgirl ke? Aku dah bosan jadi playboy...takde faedahnya!'' Fathil sudah pandai memberi nasihat.
''Eh, siapa kau nak ajar-ajar aku? Mak bapak aku pun tak ajar, kau memandai pulak suruh orang bertaubat...''. Fathil mengakhiri perbualan dengan tiba-tiba. Malas dilayannya lagi gadis itu. Dia masuk ke compartment Umar. Dia tahu Umar masuk ke biliknya tadi untuk mengajak berbual. Fathil menceritakan gelagat Fika yang merimaskannya. Umar cuma mendengar tanpa menyampuk. Kemudian, Umar menyerahkan majalah Haluan kepada Fathil.
''Tadi kat café, aku jumpa Banna. Dia kata nak datang sebab nak hadiahkan kau buku ni, tapi tiba-tiba dia ada urusan lain pulak. Dia kirim kat aku je lah,''
''Majalah apa ni? Tak pernah pun aku dengar...''
''Ini majalah kegemaran Banna. Isinya boleh membantu membina peribadi Muslim,''
''Patutlah Banna baik. Aku memang tak pernah jumpa orang baik macam dia,''
''Habis tu, aku ni tak baik?'' Umar mengacah.
''Kau? Masa mula-mula aku kenal kau, aku ingat kau waro' tapi rupa-rupanya gila-gila macam aku jugak. Sekarang ni, aku tengok kau jadi waro' balik. Aku pun tak faham dengan kau,'' Umar tersenyum. Fathil yang dikenalinya dulu juga banyak perubahan sejak dia intim dengan Banna. Memang benar, seorang kawan terlalu mempengaruhi hidup seseorang. Sebab itulah Rasulullah menyuruh berhati-hati memilih kawan.
''Oh, ya. Banna juga kirimkan kad jemputan kahwin ni,''. Fathil mencapai kad wangi yang diserahkan oleh Banna. Dia mendengus. Umar faham perasaan Fathil ketika itu lalu mengalih topik perbualan.
''Fathil, cuba kau tengok sajak kat cover belakang majalah tu. Aku sukalah...''. Fathil lantas membelek.
Saat iNi
MuTiaRa KaTa
My Guestbook
[ Sign Guestbook ]
AkhBar oNLiNe
BERNAMA - Malay Version
Berita Harian : Mutakhir
Harian Metro
Utusan Online
The Star Online: Nation
Malay Mail: Top Stories
Suara Keadilan Online
NST
TheSun.co.uk/News
AKHBaR LaiN
Malaysiakini
Mahasiswakini
Taman iLmu
-
-
-
Kuliah Maghrib: Fiqh Solat (40)7 years ago
-
-
-
-
-
-
-
Siasah / PoLitik
-
-
-
Planet7Oz On line casino1 year ago
-
-
-
万恒娱乐官方网站-河南实行省内黄河流域环境资源案件集中管辖4 years ago
-
-
-
-
Admin sudah Keluar PAS masuk Amanah9 years ago
-
-
-
-
-
RUKUN HAJI12 years ago
-
-
-
-
-
-
Ayuh HIJRAH....14 years ago
-
Magic!Magic!Magic!14 years ago
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Umum / Peribadi
-
-
-
-
-
Jalan5 years ago
-
-
-
-
-
Ayyash is back !9 years ago
-
YA ALLAH. AKU INGIN KEMBALI9 years ago
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kisah lani..14 years ago
-
-
لَوْ كَانَ بَيْنَنَا الْحَبِيبْ14 years ago
-
Allahuakbar14 years ago
-
MA'RIFATULLAH14 years ago
-
DAh penat nak update blog15 years ago
-
Ujian - sunnatullah15 years ago
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mahasiswa
-
-
14 December, 2018 17:336 years ago
-
-
-
-
Latihan maju kehadapan12 years ago
-
-
-
-
Nafas Baru, Blog Baru.15 years ago
-
-
-
-
-
Blog Tok Guru
Ramalan Cuaca
MaHaSiSWa
Monday, May 22, 2006
HATIKU MILIKMU [siri 10]
Bersambung...
Labels:
Novel
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
HaRi iNi
CoUNtDoWn
Nuffnang survey
HaRGa MiNYaK DuNia
Questionaire
SMS
My ReCeNt PoSts
New ComMeNts
Saifulislam.com
Category
- Akhbar (7)
- al-kisah (10)
- Am (3)
- Aneh (1)
- Berita (17)
- Cerpen (5)
- ChemE World (1)
- Dari emel... (2)
- Dedikasi (4)
- Diari ceramah (2)
- Diari kes (4)
- Doa (5)
- exam (1)
- Fadhilat (4)
- Fakta (6)
- Fiqh (3)
- Gambar kereta (1)
- H1N1 (1)
- Hadis (1)
- hawa (3)
- HPA (2)
- Iklan (4)
- Info produk (1)
- ISA (1)
- Isu rakyat (2)
- Kebesaran Allah (2)
- Kerajaan Perpaduan (3)
- Kontroversi (9)
- Lawak (3)
- Lirik nasyid (6)
- Mahasiswa (22)
- Motivasi (5)
- Muhasabah (27)
- Mutiara Kata (2)
- Myself (7)
- Novel (47)
- Palestin (7)
- poster (18)
- PPSMI (4)
- Previu buku (7)
- Previu harakah (1)
- Puisi (25)
- Ramadhan (8)
- Rasulullah (3)
- Remaja (12)
- Risalah Cinta (25)
- Semasa (57)
- Siasah (53)
- Sirah (5)
- Soal Jawab Agama (1)
- Soalan.. (2)
- Sosial (1)
- Syawal (2)
- Tahukah anda (2)
- Tazkirah (12)
- Teladan (3)
- Terengganu (8)
- Tips (2)
- Tragedi Batu Burok (7)
- uncategorize (1)
- video (5)
Blog Archive
-
▼
2006
(97)
-
▼
May
(16)
- BM
- KuNCi²
- eemanisyq...
- HATIKU MILIKMU [siri 12]
- HATIKU MILIKMU [siri 11]
- HATIKU MILIKMU [siri 10]
- HATIKU MILIKMU [siri 9]
- HATIKU MILIKMU [siri 8]
- HATIKU MILIKMU [siri 7]
- HATIKU MILIKMU [siri 6]
- HATIKU MILIKMU [siri 5]
- HATIKU MILIKMU [siri 4]
- HATIKU MILIKMU [siri 3]
- HATIKU MILIKMU [siri 2]
- HATIKU MILIKMU [siri 1]
- Ingatkan Daku...
-
▼
May
(16)
My LiNK
- 40 Hadis Qudsi
- almansuqie Tips Blog
- Alwancomics
- art-C
- Bicarasiswa
- Blogstyler
- Brotherhood
- DL
- Doc2Pdf
- e-Majalah MAP
- eBuddy
- Edit pic
- Form
- Friendster
- Gmail
- Hafiz Firdaus
- histats
- ibs
- iLuvIslam
- InTeam
- Islamic Portal
- Jawi converter
- JobsMalaysia
- KAMUS Online
- Keyboard jawi
- KoLeksi KuLiYah
- Lirik Nasyid
- Majalah i
- More
- Nota Tajwid
- pendinding
- photobucket.com
- Photofunia
- Pustaka al-Hidayah
- SPA
- TG Ayah Chik
- Trick
- Ukhwah.com
- Widgetbox
- YahooMail!
0 comments:
Post a Comment